Five Feet Apart
"Five Feet Apart" adalah novel karya Rachael Lippincott, dengan kontribusi penulisan dari Mikki Daughtry dan Rachael Lippincott. Cerita ini berpusat pada Stella Grant, seorang remaja yang mengidap cystic fibrosis (CF), sebuah penyakit genetik yang mempengaruhi sistem pernapasan dan pencernaan. Stella adalah seorang pasien yang sangat teratur dan disiplin, berfokus pada rutinitas pengobatan dan menjaga kesehatannya.
Selama masa perawatan di rumah sakit, Stella bertemu dengan Will Newman, seorang remaja dengan CF yang memiliki sikap lebih santai dan sering menolak pengobatan. Will sedang menjalani pengobatan untuk strain CF yang lebih serius dan sangat menular. Meski Stella dan Will berada di rumah sakit yang sama, mereka harus menjaga jarak fisik yang ketat lima kaki untuk menghindari infeksi silang yang bisa berakibat fatal bagi mereka.
Awalnya, Stella dan Will terlibat dalam konflik karena perbedaan pandangan mereka tentang pengobatan dan kehidupan. Namun, seiring waktu, mereka mulai saling memahami dan mengembangkan hubungan yang mendalam. Stella, yang selama ini hidup dengan sangat teratur, mulai melihat kehidupan dari perspektif yang berbeda berkat Will. Sebaliknya, Will mulai merasakan dorongan untuk berjuang lebih keras untuk kesehatannya dan untuk masa depannya.
Sebagai bagian dari perjalanan mereka bersama, Stella dan Will menghadapi berbagai tantangan emosional dan fisik. Mereka berusaha untuk menciptakan momen-momen bahagia dan penuh makna meskipun batasan yang memisahkan mereka. Dalam prosesnya, mereka belajar tentang arti sebenarnya dari cinta, keberanian, dan kebebasan.
Di tengah kebersamaan mereka, mereka juga berusaha untuk memenuhi impian mereka, seperti perjalanan kecil yang mereka lakukan bersama di luar rumah sakit, meskipun dengan banyak keterbatasan. Namun, batasan fisik yang ketat dan kondisi kesehatan mereka yang semakin memburuk menjadi penghalang besar bagi hubungan mereka. Mereka harus menghadapi kenyataan pahit bahwa cinta mereka mungkin tidak dapat mengatasi semua tantangan medis dan emosional yang mereka hadapi.
Novel ini mengeksplorasi tema-tema seperti cinta yang tak biasa, batasan yang memisahkan orang-orang terkasih, dan kekuatan untuk menjalani kehidupan penuh meskipun ada kesulitan besar. Akhir cerita memberikan penutup yang emosional dan menggugah pikiran tentang harapan, kehilangan, dan resolusi.
Kelebihan
1. Penggambaran Emosi yang Mendalam: Novel ini dengan efektif menyampaikan spektrum emosi karakter, termasuk kesedihan, kebahagiaan, kemarahan, dan cinta. Pembaca dapat merasakan intensitas perasaan yang dialami oleh Stella dan Will, yang membuat cerita terasa sangat personal dan mendalam.
2. Penjelasan yang Baik tentang Cystic Fibrosis: Novel ini memberikan wawasan yang cukup mendalam tentang cystic fibrosis dan bagaimana penyakit tersebut mempengaruhi kehidupan sehari-hari pasien. Ini membantu pembaca memahami tantangan fisik dan emosional yang dihadapi oleh para karakter.
3. Karakter yang Kompleks dan Relatable: Stella dan Will adalah karakter yang dikembangkan dengan baik, masing-masing dengan kekuatan, kelemahan, dan konflik internal mereka sendiri. Karakterisasi mereka membuat mereka terasa nyata dan relatable bagi pembaca.
4. Chemistry Antara Tokoh Utama: Hubungan antara Stella dan Will digambarkan dengan cara yang menyentuh dan realistis. Interaksi mereka penuh dengan ketegangan emosional dan keintiman, yang menambah kekuatan cerita.
5. Pesan tentang Cinta dan Kehidupan: Novel ini menyampaikan pesan yang kuat tentang mencintai dengan penuh, menjalani hidup meskipun ada batasan, dan menemukan kebahagiaan dalam situasi yang sulit. Ini memberikan pandangan positif tentang bagaimana menghadapi tantangan besar.
Kekurangan
1. Plot yang Terasa Klasik: Beberapa elemen cerita, seperti hubungan romantis yang terhalang oleh penyakit, mungkin terasa agak klise dan umum dalam genre roman remaja. Plot ini mengikuti pola yang sudah sering ditemui dalam literatur dan film sejenis.
2. Pengembangan Plot yang Terburu-buru:Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa perkembangan plot dan resolusi akhir terasa terburu-buru. Keputusan dan perubahan dalam cerita bisa terasa cepat dan tidak sepenuhnya dijelaskan.
3. Stereotip dan Penyederhanaan: Meskipun novel ini memberikan informasi tentang cystic fibrosis, beberapa pembaca mungkin merasa bahwa elemen cerita atau karakter tertentu disederhanakan atau disajikan dengan cara yang terlalu dramatis untuk memajukan plot.
4. Fokus yang Terlalu Besar pada Drama Emosional: Beberapa kritikus berpendapat bahwa novel ini terlalu fokus pada drama emosional dan hubungan romantis, sehingga aspek-aspek lain dari kehidupan dengan cystic fibrosis atau pengembangan karakter sekunder kurang dieksplorasi dengan mendalam.
5. Kurangnya Kedalaman dalam Aspek Medis: Meskipun memberikan gambaran dasar tentang cystic fibrosis, beberapa detail medis mungkin tidak cukup mendalam atau akurat untuk pembaca yang mencari pemahaman lebih lanjut tentang kondisi tersebut.
6. Ketergantungan pada Clichés Genre: Beberapa elemen seperti "cinta yang terlarang" dan "perjuangan melawan penyakit" bisa dianggap sebagai cliché yang sering muncul dalam genre ini, mengurangi keunikan dan orisinalitas cerita.
Oleh : Evi Nur Alisa