Resensi Buku

Laut Bercerita

Judul : Laut Bercerita

Penulis : Leila S. Chudori

Penerbit

“Laut Bercerita” adalah novel berkisah tentang Biru Laut, seorang mahasiswa aktivis di era Orde Baru yang memperjuangkan demokrasi dan keadilan di Indonesia, bersama aktivisnya. Laut berusaha melawan pemerintah yang otoriter, namun, perjuangan mereka berujung tragis ketika Laut dan teman-temannya diculik dan mengalami penyiksaan brutal. Bagian pertama dari novel ini diceritakan dari sudut pandang Laut, mengungkapkan ketakutan dan harapan aktivis.

Bagian dua, novel ini menceritakan Asmara Jati, adik perempuan Laut yang mencoba mencari jejak kakaknya yang hilang. Asmara menggali kebenaran tentang penghilangan paksa yang berjuang untuk keadilan, meski menghadapi berbagai rintangan. Novel ini menggambarkan kesedihan para korban dan keluarga mereka, serta pentingnya mengenang sejarah kelam dan memperjuangkan kebenaran.

“Laut Bercerita” menggunakan alur maju mundur dengan dua bagian utama. Bagian pertama diceritakan dari sudut pandang Biru Laut, seorang aktivis mahasiswa. Laut dan kelompoknya aktif dalam gerakan bawah tanah yang melawan pemerintah yang otoriter. Mereka menghadapi berbagai tekanan, hingga akhirnya diculik dan disiksa oleh aparat keamanan. Bagian ini berfokus pada perjuangan dan penderitaan aktivis.

Bagian dua diceritakan dari sudut pandang Asmara Jati, adik perempuan Laut. Setelah Laut menghilang, Asmara dan keluarganya mencari jawaban atas hilangnya Laut dan teman-temannya. Mereka berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan menuntut keadilan. Bagian ini menggambarkan perjuangan keluarga korban untuk mendapatkan kebenaran dan keadilan, serta bagaimana mereka mencoba mengatasi kesedihan dan kehilangan.

Leila S. Chudori menggunakan gaya bahasa yang kuat dan emosional dalam “Laut Bercerita”. Penulisan novel ini memadukan deskripsi detail dan narasi yang mendalam untuk menciptakan suasana yang intens dan realistis. Chudori menggabungkan teknis narasi ganda dengan sudut pandang berbeda untuk memberikan pandangan menyeluruh tentang perjuangan para aktivis dan dampaknya terhadap keluarga mereka. Bahasa yang digunakan adalah lugas dan perasaan, mampu menggambarkan ketegangan politik, kesedihan, dan keberanian dengan jelas dan menyentuh.Gaya penulisan ini membantu menyampaikan point-point utama novel, seperti perjuangan melawan ketidakadilan, kehilangan, dan pencarian kebenaran.

Kelebihan

  1.  Penggambaran sejarah yang mendalam: Novel ini memberikan wawasan yang mendalam tentang era Orde Baru di Indonesia, khususnya mengenai pelanggaran hak asasi manusia dan pergerakan aktivis. Penulis berhasil menggambarkan konteks sejarah yang kompleks dengan detail dan kuat.

  2.  Karakter yang kuat: Tokoh-tokoh dalam novel digambarkan dengan mendalam. Mereka memiliki kepribadian yang kuat dan motivasi yang jelas, membuat pembaca merasa terhubung secara emosional dengan perjuangan mereka.

  3. Mengangkat isu penting: Novel ini berhasil mengangkat isu penting mengenai keadilan, hak asasi manusia, dan refleksi tentang sejarah Indonesia.

Kekurangan

  1. Alur yang terkadang lambat: Beberapa bagian dari novel mungkin merasa lambat, terutama pada bagian yang berfokus pada pencarian informasi. 

  2.  Kompleks Sejarah: Bagi pembaca yang tidak familiar dengan konteks sejarah Orde Baru, beberapa aspek dari cerita mungkin sulit dipahami. Penjelasan yang mendalam mengenai latar sejarah bisa membantu pembaca untuk lebih memahami situasi yang digambarkan.

  3. Terlalu fokus pada kesedihan: Novel ini banyak mengangkat tema kesedihan dan kehilangan, yang mungkin membuat pembaca merasa terlalu terfokus pada aspek emosional dan kurang pada aspek lain dari cerita seperti tindakan atau solusi.

Oleh : Faiya Tul Hasanah

Resensi Lainnya

...

Oleh : Fivi Fiana

...

Oleh : Asna Tri Seftiani

...

Oleh : Natasya Naysila Bunga Rosyana

...

Oleh : Nanda Ayudya

...

Oleh : Evi Nur Alisa

...

Oleh : Alfina Nur Hara

...

Oleh : Syafa Nabila

...

Oleh : Natasya Naysila Bunga Rosyana